Bagiku sebutan jomblo memang bukan hal yang asing, terlebih karena memang Aku yang kemana-mana selalu sendiri. Jikalau memang tidak sendiripun Aku tidak dengan seorang cowo, tapi dengan sahabat cewekku. Bahkan setiap kali Aku harus ekskul dan pulang lebih dari jam sekolah biasanya, Aku harus naik kendaraan umum. Wajarlah, mungkin kebiasaan Aku yang membuat cowok enggan dengan Aku. Tidak ada satupun cowok yang nembak Aku. Jangankan nembak, deket trus jadi TTMpun itu hal yang mustahil.
Aku Tiara, Aku sekolah di sekolah paling favorit di kotaku. Tapi entah mengapa di sekolah yang Aku impikan ini justru Aku tidak bahagia. Bukan karena guruku, tapi karena banyak sekali temen yang membullyku karena Aku jomblo. Padahal, Aku fikir jomblo hal yang wajar kan? Apalagi Aku baru menduduki kelas 1 SMA. Tapi entah kenapa, jomblo jadi hal yang banyak dihindari oleh temen-temenku. Mungkin Mereka gengsi, atau mungkin.. entahlah.
Yang pasti Aku ngga mempermasalahkan statusku sebagai seorang jomblo. Mungkin maklum, bukan karena jomblo saja yang membuat banyak temen membullyku. Tapi mungkin karena penampilanku.
Ya, Aku memang terkenal culun. Kepang dua yang selalu jadi andalan rambutku. Kacamata bunder yang menemaniku kemanapun. Rok selutut dan juga buku yang selalu Aku bawa dimanapun dan kemanapun Aku pergi. Mungkin untuk kids jaman now tampilanku katrok, kampungan, ieuh dan lain sebagainya. Tapi Aku nyaman dengan penampilanku. Biarpun memang tidak ada cowok yang berani ngedeketin Aku.
Tapi Aku beruntung, Aku masih punya seorang temen yang nemenin Aku kemanapun. Iya, itu siska temen sekolahku. Penampilannya denganku hampir 180 derajat. Kami berbeda, tapi karena siska sudah bersamaku sejak duduk di bangku sekolah dasar. Penampilanku bukan lagi hal yang tabu untuknya. Dibandingkan dengan Aku, siska lebih cantik. Putih, tinggi, langsing, aneka model rambut yang gonta-ganti setiap hari. Dan sepatu warna-warni yang ia kenakan setiap harinya.
Karena Kami berasal dari arah yang sama, setiap hari kamipun berangkat berdua. Hanya saja, saat pulang sekolah siska lebih sering bersama pacarnya dibanding pulang denganku. Ini yang bikin Aku semakin di bully oleh temen-temenku yang lain. Karena Mereka menganggap Aku tak pantas berteman dengan siska.
“Non bangun non, udah siang, apa non ngga sekolah?” Suara bibi mengagetkanku. Melihat arah jarum jam yang sudah tepat setengah tujuh membuatku langsung pergi meninggalkan bibi dan menuju ke kamar mandi. Aku langsung bergegas untuk siap-siap berangkat sekolah.
“Ra, kamu ngga sarapan dulu?” “Ngga bu, udah jam 7 bu, nanti Aku sarapan disekolah. Aku berangkat ya bu” “ya sayang ati-ati ya” “ya bu”
Entah apa yang Aku fikirkan semalam, dan jam berapa Aku terlelap. Sampai Aku telat bangun dan harus kesiangan seperti hari ini. Alarm saja sampai tak sanggup untuk membangunkanku. Tapi untungnya, pas Aku keluar siska baru saja akan menuju ke rumahku.
“Hay ra, yuk berangkat” “iya sis, gue kesiangan nih, makanya gue baru keluar” “Haha, mikirin apa lu ra semalem? Sampe kesiangan gitu” “entahlah sis.. hehe”
Segera saja Aku dan siska naik angkot, yang memang jadi kendaraan langganan tiap kali Kami akan ke sekolah. Di perjalanan rasanya sangat hening, karena taka ada kata apapun yang kelua dari mulut Kami. Tapi sesampainya di gerbang sekolah, tibat-tiba suara siska mengagetkanku.
“ra.. nglamun aja lu, gue mau tanya boleh ngga? Mumpung belum mulai pelajaran nih” “ah lu sis, bikin gue kaget aja.. ya tanya tinggal tanya kali sis”
“Ra, kenapa sih lu betah jomblo? Padahal kan temen-temen juga ngga ada yang jomblo ra. Jangankan temen-temen, gue aja nih ya kalo udah putus, ngga nyampe sebulan juga gue pasti udah punya cowok lagi”
“Haha.. lu mah nanyanya gitu. Bikin gue bingung aja jawabnya sis”
“ayo dong jawab ra, serius nih”
“hehe.. iyaa iya.. gue betah jomblo. Karena.....” belum sempat Aku jawab pertanyaan siska, bunyi bel sekolah menandakan waktu jam pelajaran di mulai sudah dimulai.
“gue masuk kelas dulu ya sis.. ntar gue jawab. Hehehe”
“ah lu ra, yaudah gue juga mau masuk kelas. See you nanti ya”
Aku yang memang beda kelas dengan siska, Aku kelas 1 IPA sedangkan siska 1 IPS tentu berbeda kelas. Sepanjang perjalanan Aku menuju kelas, terfikirkan pertanyan siska. Aku bingung mau jawab apa.
Sepulang sekolah, Aku cari siska tak ketemu. Pas ketemu di gerbang ternyata siska harus pulang dengan riko. Berboncengan mesra. Kadang iri memang lihat siska boncengan dengan riko sampai begitu mesranya. Dan mungkin itu juga lebih mengirit duit jajan sekolah yang harusnya buat ngangkot. Tapi gapapa lah, nasib jomblo gini. Nikmatin aja..
“Ra, mau pulang sekarang” tiba-tiba suara fredy membangunkan lamunanku. Fredi ini anak baru di sekolah. Tampilannya sih lumayan oke, Dia kayaknya baik. Cuma memang Dia terlihat cupu seperti Aku. Hanya saja emang dasarnya ganteng Dia tetap terlihat ganteng meskipun berpenampilan cupu. Tapi kalo Aku liat penampilanku, lagi-lagi minder yang Aku rasakan. Tapi entah darimana Dia tau namaku, mungkin karena Dia kelas sebelah, atau mungkin Dia stalking Aku. “Ah ngga mungkin” fikirku dalam hati.
Memandang fredy yang berada tepat di depanku, sambil membetulkan kacamata andalanku. Aku terasa gugup dibuatnya. Karena ini pertama kalinya Aku berhadapan langsung dengan cowok “ehhh.. mmmmm.. iii iyya fred, ini gue mau pulang tapi siska udah pulang duluan sama riko. Yaudah gue terpaksa ngangkot sendirian”
“Lah emang lu pulangnya mana ra? Biar barengan”
“eeee.. gu gue pulang arah situ” sambil nunjuk arah pulang.
“oh sama berarti ra, yuk kita pulang bareng” ajaknya padaku.
“ngga usah fred, gue biasa ngangkot kok” tolakku.
“Ayo lah, sekali-kali ngga ngangkot gapapa dong ra, lagian sama gue inih. Tenang gue ngga bakal ngapa-ngapain lu, gue baik kok hehe”
“mmm.. iya udah fred”
Dia memaksaku untuk pulang bareng menaiki pespanya. Dan terpaksa gue ikutin aja. Ini baru pertama kalinya gue boncengan sama cowok. Rasanya gimana gitu, deg deg deg ehh. Sepanjang jalan banyak sekali temen yang liatin Aku. Mungkin Mereka baru liat Aku boncengan sama cowok kali.
“ini rumah gue fred, thanks ya, udah mau nganterin gue”
“ya ra gapapa, lagian juga searah kok, yaudah gue pulang dulu ya ra”
“iya fred, hati-hati ya”
“iyaaaaaa”
Seraya fredy pergi, Aku masuk rumah dan langsung menuju kamar. Langkahku terhenti ketika ibu menyapaku “wahh anak ibu udah pulang sama cowok nih. Ternyata anak ibu udah gede” ledek ibuku.
“ahhh ibu, dah ah rara mau istirahat bu”
Aku langsung pergi meninggalkan ibu, dan Aku langsung masuk kamar. Ternyata aku langsung ketiduran. Mungkin Aku lelah. Dan pas Aku bangun sudah jam 7 malam. Ibu membangunkanku dan mengajakku untuk makan malam. Tidak ada yang ibu bicarakan padaku, selain meledekku karena fredy tadi. Sehabis makan malam, Aku masuk kamar lagi. Dan karena esok hari minggu, Aku menghabiskan malam ini untuk membaca cerita dan bermain ponsel.
Ciitt citt cuittt.. suara ponselku berbunyi menandakan ada pesan masuk. “Tumben amat jam segini ada pesan masuk. “ah palingan dari operator” fikirku dalam hati. Karena memang tidak ada yang smsku setiap hari selain dari operator. Dan kalaupun ada paling dari siska yang meledekku.
Bisa di bilang, Aku ini bukan Cuma katrok, kekunoan, dan apalah itu. Karena ponsel Aku sendiri, tidak ada aplikasi chat yang Aku miliki. Karena bagiku tak ada gunanya memiliki wa, bbm, instagram dan lain-lain. lebih baik untuk membaca buku. Kalau Aku bermain ponsel juga hanya untuk bermain games.
Tapi kali ini ternyata berbeda..
“malem ra, ini gue fredy. Lagi ngapain?” Bunyi pesan sms saat Aku buka pesan tersebut. Pesan dari nomor yang tidak dikenal. Dan ternyata itu fredy. Entah darimana fredy dapat nomor hapeku. Aku pun langsung membalasnya dengan sopan.
“malem juga fred, gue lagi baca cerpen nih. lu lagi apa?”
“wah rajin amat ra, gue lagi tiduran aja di kamar ra”
“oh gitu fred, kok lu tau nomer gue?”
“iya gue tadi minta sama siska, trus langsung dikasih. Katanya biar lu ada temennya”
“ohh,, yaudah gue ngantuk. Mau tidur dulu ya”
Aku berpamitan pada fredy, karena waktu sudah menunjukkan pukul 22.00. tidak biasanya Aku jam segini baru tidur. Kecuali kemarin yang Aku kesiangan, ntah itu tidur jam berapa. Tapi sebelum Aku tidur, tiba-tiba terbesit pertanyaan siska tadi pagi. Mengenai jomblo dan kenapa betah jomblo.
Aku mikir lagi, jawaban yang harus Aku kasih pada siska. Sampai Aku terlelap.
Keesokan paginya.. seperti biasa Aku menghabiskan waktu liburku dengan berberes kamarku yang berantakan. Biarpun sudah ada bibi yang menanganinya, Aku seringkali mengerjakan sendiri pekerjaan tersebut. Karena Aku tau bibi pasti juga capek karena pekerjaan setiap hari.
Satu hari, dua hari, seminggu, dua minggu dan sebulan waktu berlalu..
Aku biasa pergi ke sekolah bareng siska, meskipun kadang fredy mengajakku tapi Aku menolaknya. Karena Aku lebih nyaman naik angkot daripada harus boncengan dengan fredy. Meskipun harus jalan terlebih dahulu dari gang menuju jalan besar, tapi bagiku tidak apa-apa karena ini setiap hari.
Lagi lagi siska mengagetkanku “woy ra, nglamunin apa sih? Diem mulu dari tadi”
“mmmm eee eeeennggga sis, bikin kaget aja lu sis ah”
“hehehe sorry ra, lagian gue bingung akhir-akhir ini lu lebih banyak diem. Nglamun juga. Emang apa yang lu pikirin sih ra sampe segitunya”
“jujur, gue kepikiran sama pertanyaan lu sis”
“pertanyaan apa?” siska mikir.
“itu sih, kan lu pernah tanya kenapa gue betah ngejomblo”
“oooooohhh.. hahahahaha.. tiara tiara, ternyata lu mikirin ini? yaelahh.. gausah difikirin kali ra. Gue waktu itu Cuma iseng ra”
“hehe.. iya sis iya”
Tak terasa sudah sampai di sekolah. Dan waktu pelajaran di mulai.
Sepulang sekolah Aku seperti biasa menunggu angkot, karena Aku terkadang ikut dengan fredy. Dan kali ini fredy sedang sakit.
Sampainya dirumah Aku langsung masuk kamar dan tiduran. Aku langsung ambil ponsel dan browsing. “cara agar tidak jomblo”. Gokil memang, Aku tiba-tiba mencari cara tersebut di google. Karena akhir-akhir ini Aku memang bosen jomblo. Pengin ada yang jemput sekolah. Pengin ada yang nemenin chat tiap malem. Dan pengin kemana-mana bukan Cuma temen yang nganterin.
Setelah Aku browsing ternyata cara yang harus di lakukan agar tidak jomblo hasilnya harus punya niat untuk punya pacar, harus percaya diri, peduli dengan penampilan. Kalau punya niat, ini sih Aku udah bulet banget Aku pengin punya pacar. Percaya diri Aku juga udah punya, tapi baru setengah. Sedangkan untuk penampilan. Mungkin ini kali ya yang bikin Aku jomblo terus. Aku culun, dan tidak menarik. Makanya tidak ada cowok yang berani deketin Aku. Kecuali fredy yang memang anak baru.
Langsung Aku kirim pesan ke siska, karena kebetulan malam ini adalah malam minggu.
“sis.. bisa bantu gue ngga” Aku kirim pesan ke siska. Dan selang beberapa waktu siska membalasnya.
“iya ra, bantu apa?”
“lu bisa kesini ngga kerumah gue, masuk aja. Gue minta tolong”
“ada apa ra?”
“udah kesini aja”
“ya ya gue kesitu”
10 menit kemudian, terdengar orang ngetuk pintu dan ternyata itu siska. Dia memang biasa kesini, makanya saat masukpun ibu dan bibi udah biasa ngebiarin siska masuk dan langsung ke kamar.
“ra, lu ngagetin gue aja. Ada apa, gue takut tau ngga. Takut terjadi apa-apa sama lu. Ntar liat yang lain pada malam mingguan. Trus lu galau trus lu..”
“hus berisik” Aku langsung nutup mulut siska yang bawel it.
“gini sis, gue pengin punya cowok nih, lu bisa bantu gue ngga. Tadi gue udah browsing dan cari caranya punya cowok. Dan syarat ketiga ini yang belum gue punya”
“hah.. hahahhhaa.. lu bosen ngejomblo juga lu? Wkwkwk.. tenang-tenang pasti gue bantu. Emang apa syarat yang lu ngga punya?”
“gueee,.. kurang cantik hehee”
“hahahah.. cantik itu relatif ra. Ngga perlu jadi cantik. Jadi diri sendiri aja juga bisa. Tapi kalo lu, gue tau caranya ra”
“apa sis.. bantu gue dong”
“hehe oke oke”
Langsung saja siska bertindak dan mendekati Aku. Entah apa saja yang Dia persiapkan dan Dia ambil dari meja. Tapi yang jelas Dia ambil semua peralatan make up yang ada di mejaku. Aku memang punya banyak alat make up tapi sama sekali Aku tidak memakainya. Itu semua Aku dapatkan dari ibu, karena ibu tau kebutuhanku. Jangankan untuk memakai, menyentuh saja Aku jarang. Paling saat Aku membereskan kamar saja.
“ra, gue mau bantu lu, tapi lu diem. Oke”
Belum sempat Aku jawab iya siska sudah mulai mendekatiku. Dia melepas kacamataku. Melepas kepangan kudaku. Dan Dia mulai menyisiri rambutku, mencatoknya hingga lurus. Entah apalagi yang akan ia lakukan tapi Aku tidak bisa berkata apapun.
Dia hanya menyuruhku untuk cuci muka, dan mengelapnya. Lalu Dia menyuruhku duduk di depan meja rias. Dia mulai memakaikan foundation di wajahku. Memakaikan bedak, eyeliner, dan lipstik warna natural. Aku Cuma diem. Cermin di depanku ditutup oleh siska, makanya Aku tidak bisa melihat wajahku. Setelah make up selesai, siska menyuruhku untuk ganti pakaian yang cocok untuk pesta. Aku ikut aja. Setelah selesai, siska membuka cermin di depanku dan alangkah terkejutnya Aku.
“sis, ini gue?”
“iyaa lah ra, masa setan hehehe”
“lu apain gue, kok gue jadi kaya gini”
“gue santet hahaha.. ngga ding”
“masya Allah”
“hehehe cantik kan ra, nah mulai besok senin gue mau lu berubah ra. Jangan culun lagi. Coba lah rambut diurai, pakai bando gitu. Trus pakai sepatu yang gaul, jangan pakai kacamata. Dijamin pasti ini bakal bikin cowok disekolah liatin lu semua”
“ah bisa aja lu sis”
“besok gue kesini ya, gue mau antar lu ke penjahit, gue mau rok lu jangan terlalu panjang dan baju lu jangan kedodoran”
“iya gue tunggu”
“yaudah gue pulang ra”
“thanks ya sis”
“iya sama-sama”
Keesokan harinya, Aku tidak lagi berberes kamar. Karena jadwal beres rumah sudah Aku lakukan tadi malam sekalian membereskan peralatan make up yang Aku pakai.
“ra.. gue masuk yaa.. gue mau nepatin janji”
“masuk aja sih sis”
“yuk kita ke penjahit”
“yuk”
Aku dan siska langsung pergi menuju ke penjahit. Dan esoknya, Aku ikutin saran siska. Aku tak lagi berkacamata, Aku coba urai rambutku, Aku coba pakai make up. Dan semua berhasil. Sampai-sampai pas di tengah jalan ada cowok yang menghampiri Kami.
“sis, tiara dimana?” tanya fredy yang tak menyadari keberadaanku.
“lu ngga salah tanya fred? Lah ini yang ada disamping gue siapa kalo bukan tiara”
“ini bener lu ra? Ngga salah liat kan gue? Lu .. emmm cantik banget ra, kaya bukan tiara yang gue kenal” sambil menunjuk Aku, fredy memasang muka tidak percaya.
“iya gue fred, yaudah gue berangkat dulu ya fred”
“ya ra”
Aku dan siska langsung bergegas meninggalkan fredy karena waktu sudah menunjukan 06.45 dan 15 menit lagi waktu belajar akan dimulai. Di perjalanan Aku tidak merasakan hal yang aneh, tapi entah kenapa hampir semua orang yang mengenalku melihatku dengan wajah yang tidak percaya. Sampai pada akhirnya Aku tiba di kelas, semua temen-temenku melihatku dengan rasa yang tidak percaya. Begitupun dengan temen-temen cowokku, yang awalnya enggan untuk melirikku sedetik saja. Mereka kini justru memandangku bahkan tidak berkedip saat melihatku.
Mungkin ini karena penampilan baruku, tapi entahlah yang pasti Aku berusaha untuk biasa saja menghadapi ini semua.
Saat jam sekolah sudah selesai, seperti biasanya siska pulang dengan riko. Aku pun pulang sendirian. Tapi ini tidak seperti biasanya, banyak sekali yang menawariku untuk pulang bareng dan berboncengan dengannya. Awalnya Aku ingin ikut dengan Mereka, tapi Aku berfikir ulang lagi karena Aku tau Mereka begini karena penampilanku yang berbeda.
Ada satu cowok yang memang tidak bisa Aku tolak untuk ajakan pulang bareng. Yaitu fredy. Karena sebelum Aku berubah penampilanpun, fredy begini padaku. Aku pulang dengan fredy, seperti biasa fredy mengantarkan Aku sampai didepan rumah.
Di keesokan harinya, Aku kembali berpenampilan cupu, culun. Siska pun tidak habis fikir dengan keputusanku untuk kembali berpenampilan seperti ini.
“ra, kok lu kaya gini lagi. Udah bagus kemarin kaya gitu ra, cantik tau ra”
“hahaha.. ngga papa lah sis. Lagian gue kaya gini juga karena gue mau ngetes aja. Kemarin saat gue berpenampilan kaya gitu banyak sekali temen yang deket sama Aku. Bahkan cowok-cowok yang ngga pernah melirikku, juga banyak yang menawariku untuk pulang bareng. Dan Aku pengin coba, hari ini apa yang akan Mereka lakukan padaku”
“ohhhh begitu ra, tapi..”
“ah sudahlah ra, ayo berangkat”
Tidak ada jawaban lagi dari siska, Kami pun berangkat ke sekolah lagi. Dan memang sepanjang perjalanan Aku sampai ke kelas tidak ada satupun yang memandang Kami. Jikalau itu ada pun hanya sekedar melirik. Jangankan untuk melihat, kehadiranku pun banyak yang tak menganggapnya. Sesampainya di kelas, seperti yang Aku kira. Aku kembali menjadi bahan bullyan.
“Hahaha,, ra lu kembali jadi cupu, haha emang pantesnya gitu ra, ngga usah neko-neko lah” seru salah satu teman. Diikuti dengan gelak tawa teman yang lainnya. Aku pun mendengarnya biasa saja. Karena Aku sudah tidak menghiraukan itu semua.
Sampai jam belajar habis dan Aku pulang sekolah. Seperti biasanya, tidak ada satupun yang mengajakku untuk pulang. Hanya fredy yang menawariku untuk pulang bareng. Dan seperti biasanya, Aku diantar ke depan rumah dan fredy pulang. Saat dirumah, Aku beristirahat dan belajar berbagai pelajaran yang akan dipelajari esok pagi.
Keesokan paginya...
Akupun memutuskan untuk berpenampilan yang seperti yang siska inginkan. Dan memang di penampilanku kini lebih berbeda. Karena Aku memoleskan sedikit make up di wajahku dengan goresan lipstik natural di bibirku.
Di sekolah, tidak ada satupun yang berani meledekku. Karena jikalaupun ada, Aku akan melawan Mereka. Karena Aku ngga mau, Aku jadi bahan bullyan karena penampilanku. Apalagi ejekan jomblo yang selalu jadi bahan olok-olokan Mereka. Ditambah dengan pergaulanku yang hanya dengan fredy yang juga terkenal dengan kecupuannya.
Pulang sekolah fredy menjemputku di kelas, entah apa yang akan dilakukan fredy. Karena ini tidak seperti biasanya Dia menghampiriku di kelas. Aku pulang berboncengan dengan fredy. Tapi ini ada yang aneh, karena di perjalanan arah yang Kami tempuh berbeda dengan arah menuju rumahku. Dan tepat di sebuah taman kota, ia berhenti dan menurunkan Aku disitu.
“Loh fred, kok kita kesini?”
“iya ra, ada yang mau gue omongin ke lu”
“apaa fred, ngga usah serius gitu kali” karena memang fredy memasang muka serius di depanku.
Dia menarik tanganku dan mengajakku untuk duduk di bangku taman yang ada di taman kota tersebut. Dia menyuruhku untuk duduk sementara Dia duduk tepat didepanku duduk. Hanya saja posisinya Dia berlutut didepanku. Dia memegang tanganku, entah apa yang akan ia katakan padaku. Tapi tiba-tiba..
“ra..”
“iya fred, kenapa?”
“gue boleh jujur ngga”
“hahaha ya boleh lah fred” Aku kembali meledeknya, karena tidak seperti biasanya ia begini padaku.
“gue sebenernya suka sama lu, sudah lama gue mau ngomong ini tapi gue belum menemukan waktu yang tepat” akupun langsung terdiam mendengar fredy. Namun Aku kembali meledeknya.
“hahaha.. ngomong apa sih fred?”
Fredy semakin erat menggenggam tanganku dan kembali ia mengungkapkan isi hatinya.
“ra, gue sayang sama lu lebih dari yang lu rasain ra”
“serius fred? Apa karena gue udah bukan jadi cewe cupu lagi makanya lu sayang sama gue?” Aku meyakinkan diriku atas apa yang diucapkan fredy.
“ra.. denger ya.. gue suka sama lu, gue sayang sama lu karena sifat lu ra. Gue ngga perduli lu cupu, lu culun, atau apalah yang dikatakan temen-temen. Yang pasti gue sayang sama lu, lu mau kan ra jadi pacar gue dan ngilangin status jomblo lu”
“mmmmmmm... lu serius ya fred.. jujur gue juga sayang sama lu. Gue juga suka sama lu. Tapi gatau kenapa gue minder karena penampilan gue. Apalagi gue selalu jadi bahan olok-olokan temen-temen kan dengan alasan gue jomblo karena gue cupu dan culun”
“iya ra gue ngerti, tapi lu mau kan jadi pacar gue ra? Jawab ra” dengan memasang muka memelas fredy memintaku untuk menjawab iya.
“iya fred, gue mau”
Begitu fredy mendengar ucapanku, Dia langsung loncat kegirangan. Setelah itu Kami pun pulang. Sampainya dirumah Aku lagi-lagi terngiang kata-kata fredy tadi siang. Sampai-sampai akupun ketiduran.
Keesokan harinya..
“ra gue ngga bisa berangkat sama lu, lu berangkat sendiri ya” tiba-tiba terdengar suara siska mengagetkanku.
“iya sis gapapa hehe..” sambil tersenyum Aku memandang siska yang berboncengan dengan riko. Entah dapat kabar darimana fredy tiba-tiba muncul di belakang siska dan mengajakku untuk pergi ke sekolah bareng.
Ada yang aneh dengan fredy pagi itu. Karena biasanya fredy memakai ransel besar dengan berbagai jenis buku serta kacamatanya yang tidak ketinggalan. Kali ini Dia berbeda. Dia lepas kaca mata, memakai tas kecil dengan buku yang hanya separoh, dan yang membuat Aku kaget adalah motor yang dikendarainya. Karena biasanya fredy menggunakan vespa andalannya, tapi kali ini ia menggunakan motor ninja.
Dan saat Aku melamun karena kaget.. tiba-tiba suara fredy mengagetkanku
“hay sayang”
“hahahah.. fredy”
“yuk berangkat”
Tanpa basa-basi lagi Kami berangkat ke sekolah bareng. Namun sampainya disekolah hampir semua murid disekolahku memandangku. Apa yang aneh dalam diriku, fikirku ketika melihat wajah keanehan dari temen-temenku yang lain. tapi setelah Aku menyadarinya ternyata Mereka memperhatikan penampilan Kami. Dan Kami bergandengan tangan yang menyatakan Kami pacaran.
Semenjak saat itu, tidak ada lagi kata jomblo dalam hidupku. Karena Aku kini sudah terbebas dari rasa sepi karena jomblo. Dan teman-temanku pun tidak ada lagi yang berani mengejekku, apalagi membully penampilanku karena Aku jomblo.
Padahal Dont Judge The Book From The Cover gaesss.. Inget yang baik dari luar belum tentu baik di dalem. Dan jangan menilai seseorang karena penampilannya. Terkadang yang sering kita buli suatu saat juga bakal seperti kita bahkan lebih baik dari kita gaes..
Terus.. jangan sedih jadi jomblo.. menurut penelitian jomblo itu memiliki hati yang lebih lapang loh gaes.. ngga percaya? Lihat hatimu, pasti hatimu lapang kan karena ngga ada yang menunggu.
Salam kenal,,,
Aku Tiara, Aku sekolah di sekolah paling favorit di kotaku. Tapi entah mengapa di sekolah yang Aku impikan ini justru Aku tidak bahagia. Bukan karena guruku, tapi karena banyak sekali temen yang membullyku karena Aku jomblo. Padahal, Aku fikir jomblo hal yang wajar kan? Apalagi Aku baru menduduki kelas 1 SMA. Tapi entah kenapa, jomblo jadi hal yang banyak dihindari oleh temen-temenku. Mungkin Mereka gengsi, atau mungkin.. entahlah.
Yang pasti Aku ngga mempermasalahkan statusku sebagai seorang jomblo. Mungkin maklum, bukan karena jomblo saja yang membuat banyak temen membullyku. Tapi mungkin karena penampilanku.
Ya, Aku memang terkenal culun. Kepang dua yang selalu jadi andalan rambutku. Kacamata bunder yang menemaniku kemanapun. Rok selutut dan juga buku yang selalu Aku bawa dimanapun dan kemanapun Aku pergi. Mungkin untuk kids jaman now tampilanku katrok, kampungan, ieuh dan lain sebagainya. Tapi Aku nyaman dengan penampilanku. Biarpun memang tidak ada cowok yang berani ngedeketin Aku.
Tapi Aku beruntung, Aku masih punya seorang temen yang nemenin Aku kemanapun. Iya, itu siska temen sekolahku. Penampilannya denganku hampir 180 derajat. Kami berbeda, tapi karena siska sudah bersamaku sejak duduk di bangku sekolah dasar. Penampilanku bukan lagi hal yang tabu untuknya. Dibandingkan dengan Aku, siska lebih cantik. Putih, tinggi, langsing, aneka model rambut yang gonta-ganti setiap hari. Dan sepatu warna-warni yang ia kenakan setiap harinya.
Karena Kami berasal dari arah yang sama, setiap hari kamipun berangkat berdua. Hanya saja, saat pulang sekolah siska lebih sering bersama pacarnya dibanding pulang denganku. Ini yang bikin Aku semakin di bully oleh temen-temenku yang lain. Karena Mereka menganggap Aku tak pantas berteman dengan siska.
“Non bangun non, udah siang, apa non ngga sekolah?” Suara bibi mengagetkanku. Melihat arah jarum jam yang sudah tepat setengah tujuh membuatku langsung pergi meninggalkan bibi dan menuju ke kamar mandi. Aku langsung bergegas untuk siap-siap berangkat sekolah.
“Ra, kamu ngga sarapan dulu?” “Ngga bu, udah jam 7 bu, nanti Aku sarapan disekolah. Aku berangkat ya bu” “ya sayang ati-ati ya” “ya bu”
Entah apa yang Aku fikirkan semalam, dan jam berapa Aku terlelap. Sampai Aku telat bangun dan harus kesiangan seperti hari ini. Alarm saja sampai tak sanggup untuk membangunkanku. Tapi untungnya, pas Aku keluar siska baru saja akan menuju ke rumahku.
“Hay ra, yuk berangkat” “iya sis, gue kesiangan nih, makanya gue baru keluar” “Haha, mikirin apa lu ra semalem? Sampe kesiangan gitu” “entahlah sis.. hehe”
Segera saja Aku dan siska naik angkot, yang memang jadi kendaraan langganan tiap kali Kami akan ke sekolah. Di perjalanan rasanya sangat hening, karena taka ada kata apapun yang kelua dari mulut Kami. Tapi sesampainya di gerbang sekolah, tibat-tiba suara siska mengagetkanku.
“ra.. nglamun aja lu, gue mau tanya boleh ngga? Mumpung belum mulai pelajaran nih” “ah lu sis, bikin gue kaget aja.. ya tanya tinggal tanya kali sis”
“Ra, kenapa sih lu betah jomblo? Padahal kan temen-temen juga ngga ada yang jomblo ra. Jangankan temen-temen, gue aja nih ya kalo udah putus, ngga nyampe sebulan juga gue pasti udah punya cowok lagi”
“Haha.. lu mah nanyanya gitu. Bikin gue bingung aja jawabnya sis”
“ayo dong jawab ra, serius nih”
“hehe.. iyaa iya.. gue betah jomblo. Karena.....” belum sempat Aku jawab pertanyaan siska, bunyi bel sekolah menandakan waktu jam pelajaran di mulai sudah dimulai.
“gue masuk kelas dulu ya sis.. ntar gue jawab. Hehehe”
“ah lu ra, yaudah gue juga mau masuk kelas. See you nanti ya”
Aku yang memang beda kelas dengan siska, Aku kelas 1 IPA sedangkan siska 1 IPS tentu berbeda kelas. Sepanjang perjalanan Aku menuju kelas, terfikirkan pertanyan siska. Aku bingung mau jawab apa.
Sepulang sekolah, Aku cari siska tak ketemu. Pas ketemu di gerbang ternyata siska harus pulang dengan riko. Berboncengan mesra. Kadang iri memang lihat siska boncengan dengan riko sampai begitu mesranya. Dan mungkin itu juga lebih mengirit duit jajan sekolah yang harusnya buat ngangkot. Tapi gapapa lah, nasib jomblo gini. Nikmatin aja..
“Ra, mau pulang sekarang” tiba-tiba suara fredy membangunkan lamunanku. Fredi ini anak baru di sekolah. Tampilannya sih lumayan oke, Dia kayaknya baik. Cuma memang Dia terlihat cupu seperti Aku. Hanya saja emang dasarnya ganteng Dia tetap terlihat ganteng meskipun berpenampilan cupu. Tapi kalo Aku liat penampilanku, lagi-lagi minder yang Aku rasakan. Tapi entah darimana Dia tau namaku, mungkin karena Dia kelas sebelah, atau mungkin Dia stalking Aku. “Ah ngga mungkin” fikirku dalam hati.
Memandang fredy yang berada tepat di depanku, sambil membetulkan kacamata andalanku. Aku terasa gugup dibuatnya. Karena ini pertama kalinya Aku berhadapan langsung dengan cowok “ehhh.. mmmmm.. iii iyya fred, ini gue mau pulang tapi siska udah pulang duluan sama riko. Yaudah gue terpaksa ngangkot sendirian”
“Lah emang lu pulangnya mana ra? Biar barengan”
“eeee.. gu gue pulang arah situ” sambil nunjuk arah pulang.
“oh sama berarti ra, yuk kita pulang bareng” ajaknya padaku.
“ngga usah fred, gue biasa ngangkot kok” tolakku.
“Ayo lah, sekali-kali ngga ngangkot gapapa dong ra, lagian sama gue inih. Tenang gue ngga bakal ngapa-ngapain lu, gue baik kok hehe”
“mmm.. iya udah fred”
Dia memaksaku untuk pulang bareng menaiki pespanya. Dan terpaksa gue ikutin aja. Ini baru pertama kalinya gue boncengan sama cowok. Rasanya gimana gitu, deg deg deg ehh. Sepanjang jalan banyak sekali temen yang liatin Aku. Mungkin Mereka baru liat Aku boncengan sama cowok kali.
“ini rumah gue fred, thanks ya, udah mau nganterin gue”
“ya ra gapapa, lagian juga searah kok, yaudah gue pulang dulu ya ra”
“iya fred, hati-hati ya”
“iyaaaaaa”
Seraya fredy pergi, Aku masuk rumah dan langsung menuju kamar. Langkahku terhenti ketika ibu menyapaku “wahh anak ibu udah pulang sama cowok nih. Ternyata anak ibu udah gede” ledek ibuku.
“ahhh ibu, dah ah rara mau istirahat bu”
Aku langsung pergi meninggalkan ibu, dan Aku langsung masuk kamar. Ternyata aku langsung ketiduran. Mungkin Aku lelah. Dan pas Aku bangun sudah jam 7 malam. Ibu membangunkanku dan mengajakku untuk makan malam. Tidak ada yang ibu bicarakan padaku, selain meledekku karena fredy tadi. Sehabis makan malam, Aku masuk kamar lagi. Dan karena esok hari minggu, Aku menghabiskan malam ini untuk membaca cerita dan bermain ponsel.
Ciitt citt cuittt.. suara ponselku berbunyi menandakan ada pesan masuk. “Tumben amat jam segini ada pesan masuk. “ah palingan dari operator” fikirku dalam hati. Karena memang tidak ada yang smsku setiap hari selain dari operator. Dan kalaupun ada paling dari siska yang meledekku.
Bisa di bilang, Aku ini bukan Cuma katrok, kekunoan, dan apalah itu. Karena ponsel Aku sendiri, tidak ada aplikasi chat yang Aku miliki. Karena bagiku tak ada gunanya memiliki wa, bbm, instagram dan lain-lain. lebih baik untuk membaca buku. Kalau Aku bermain ponsel juga hanya untuk bermain games.
Tapi kali ini ternyata berbeda..
“malem ra, ini gue fredy. Lagi ngapain?” Bunyi pesan sms saat Aku buka pesan tersebut. Pesan dari nomor yang tidak dikenal. Dan ternyata itu fredy. Entah darimana fredy dapat nomor hapeku. Aku pun langsung membalasnya dengan sopan.
“malem juga fred, gue lagi baca cerpen nih. lu lagi apa?”
“wah rajin amat ra, gue lagi tiduran aja di kamar ra”
“oh gitu fred, kok lu tau nomer gue?”
“iya gue tadi minta sama siska, trus langsung dikasih. Katanya biar lu ada temennya”
“ohh,, yaudah gue ngantuk. Mau tidur dulu ya”
Aku berpamitan pada fredy, karena waktu sudah menunjukkan pukul 22.00. tidak biasanya Aku jam segini baru tidur. Kecuali kemarin yang Aku kesiangan, ntah itu tidur jam berapa. Tapi sebelum Aku tidur, tiba-tiba terbesit pertanyaan siska tadi pagi. Mengenai jomblo dan kenapa betah jomblo.
Aku mikir lagi, jawaban yang harus Aku kasih pada siska. Sampai Aku terlelap.
Keesokan paginya.. seperti biasa Aku menghabiskan waktu liburku dengan berberes kamarku yang berantakan. Biarpun sudah ada bibi yang menanganinya, Aku seringkali mengerjakan sendiri pekerjaan tersebut. Karena Aku tau bibi pasti juga capek karena pekerjaan setiap hari.
Satu hari, dua hari, seminggu, dua minggu dan sebulan waktu berlalu..
Aku biasa pergi ke sekolah bareng siska, meskipun kadang fredy mengajakku tapi Aku menolaknya. Karena Aku lebih nyaman naik angkot daripada harus boncengan dengan fredy. Meskipun harus jalan terlebih dahulu dari gang menuju jalan besar, tapi bagiku tidak apa-apa karena ini setiap hari.
Lagi lagi siska mengagetkanku “woy ra, nglamunin apa sih? Diem mulu dari tadi”
“mmmm eee eeeennggga sis, bikin kaget aja lu sis ah”
“hehehe sorry ra, lagian gue bingung akhir-akhir ini lu lebih banyak diem. Nglamun juga. Emang apa yang lu pikirin sih ra sampe segitunya”
“jujur, gue kepikiran sama pertanyaan lu sis”
“pertanyaan apa?” siska mikir.
“itu sih, kan lu pernah tanya kenapa gue betah ngejomblo”
“oooooohhh.. hahahahaha.. tiara tiara, ternyata lu mikirin ini? yaelahh.. gausah difikirin kali ra. Gue waktu itu Cuma iseng ra”
“hehe.. iya sis iya”
Tak terasa sudah sampai di sekolah. Dan waktu pelajaran di mulai.
Sepulang sekolah Aku seperti biasa menunggu angkot, karena Aku terkadang ikut dengan fredy. Dan kali ini fredy sedang sakit.
Sampainya dirumah Aku langsung masuk kamar dan tiduran. Aku langsung ambil ponsel dan browsing. “cara agar tidak jomblo”. Gokil memang, Aku tiba-tiba mencari cara tersebut di google. Karena akhir-akhir ini Aku memang bosen jomblo. Pengin ada yang jemput sekolah. Pengin ada yang nemenin chat tiap malem. Dan pengin kemana-mana bukan Cuma temen yang nganterin.
Setelah Aku browsing ternyata cara yang harus di lakukan agar tidak jomblo hasilnya harus punya niat untuk punya pacar, harus percaya diri, peduli dengan penampilan. Kalau punya niat, ini sih Aku udah bulet banget Aku pengin punya pacar. Percaya diri Aku juga udah punya, tapi baru setengah. Sedangkan untuk penampilan. Mungkin ini kali ya yang bikin Aku jomblo terus. Aku culun, dan tidak menarik. Makanya tidak ada cowok yang berani deketin Aku. Kecuali fredy yang memang anak baru.
Langsung Aku kirim pesan ke siska, karena kebetulan malam ini adalah malam minggu.
“sis.. bisa bantu gue ngga” Aku kirim pesan ke siska. Dan selang beberapa waktu siska membalasnya.
“iya ra, bantu apa?”
“lu bisa kesini ngga kerumah gue, masuk aja. Gue minta tolong”
“ada apa ra?”
“udah kesini aja”
“ya ya gue kesitu”
10 menit kemudian, terdengar orang ngetuk pintu dan ternyata itu siska. Dia memang biasa kesini, makanya saat masukpun ibu dan bibi udah biasa ngebiarin siska masuk dan langsung ke kamar.
“ra, lu ngagetin gue aja. Ada apa, gue takut tau ngga. Takut terjadi apa-apa sama lu. Ntar liat yang lain pada malam mingguan. Trus lu galau trus lu..”
“hus berisik” Aku langsung nutup mulut siska yang bawel it.
“gini sis, gue pengin punya cowok nih, lu bisa bantu gue ngga. Tadi gue udah browsing dan cari caranya punya cowok. Dan syarat ketiga ini yang belum gue punya”
“hah.. hahahhhaa.. lu bosen ngejomblo juga lu? Wkwkwk.. tenang-tenang pasti gue bantu. Emang apa syarat yang lu ngga punya?”
“gueee,.. kurang cantik hehee”
“hahahah.. cantik itu relatif ra. Ngga perlu jadi cantik. Jadi diri sendiri aja juga bisa. Tapi kalo lu, gue tau caranya ra”
“apa sis.. bantu gue dong”
“hehe oke oke”
Langsung saja siska bertindak dan mendekati Aku. Entah apa saja yang Dia persiapkan dan Dia ambil dari meja. Tapi yang jelas Dia ambil semua peralatan make up yang ada di mejaku. Aku memang punya banyak alat make up tapi sama sekali Aku tidak memakainya. Itu semua Aku dapatkan dari ibu, karena ibu tau kebutuhanku. Jangankan untuk memakai, menyentuh saja Aku jarang. Paling saat Aku membereskan kamar saja.
“ra, gue mau bantu lu, tapi lu diem. Oke”
Belum sempat Aku jawab iya siska sudah mulai mendekatiku. Dia melepas kacamataku. Melepas kepangan kudaku. Dan Dia mulai menyisiri rambutku, mencatoknya hingga lurus. Entah apalagi yang akan ia lakukan tapi Aku tidak bisa berkata apapun.
Dia hanya menyuruhku untuk cuci muka, dan mengelapnya. Lalu Dia menyuruhku duduk di depan meja rias. Dia mulai memakaikan foundation di wajahku. Memakaikan bedak, eyeliner, dan lipstik warna natural. Aku Cuma diem. Cermin di depanku ditutup oleh siska, makanya Aku tidak bisa melihat wajahku. Setelah make up selesai, siska menyuruhku untuk ganti pakaian yang cocok untuk pesta. Aku ikut aja. Setelah selesai, siska membuka cermin di depanku dan alangkah terkejutnya Aku.
“sis, ini gue?”
“iyaa lah ra, masa setan hehehe”
“lu apain gue, kok gue jadi kaya gini”
“gue santet hahaha.. ngga ding”
“masya Allah”
“hehehe cantik kan ra, nah mulai besok senin gue mau lu berubah ra. Jangan culun lagi. Coba lah rambut diurai, pakai bando gitu. Trus pakai sepatu yang gaul, jangan pakai kacamata. Dijamin pasti ini bakal bikin cowok disekolah liatin lu semua”
“ah bisa aja lu sis”
“besok gue kesini ya, gue mau antar lu ke penjahit, gue mau rok lu jangan terlalu panjang dan baju lu jangan kedodoran”
“iya gue tunggu”
“yaudah gue pulang ra”
“thanks ya sis”
“iya sama-sama”
Keesokan harinya, Aku tidak lagi berberes kamar. Karena jadwal beres rumah sudah Aku lakukan tadi malam sekalian membereskan peralatan make up yang Aku pakai.
“ra.. gue masuk yaa.. gue mau nepatin janji”
“masuk aja sih sis”
“yuk kita ke penjahit”
“yuk”
Aku dan siska langsung pergi menuju ke penjahit. Dan esoknya, Aku ikutin saran siska. Aku tak lagi berkacamata, Aku coba urai rambutku, Aku coba pakai make up. Dan semua berhasil. Sampai-sampai pas di tengah jalan ada cowok yang menghampiri Kami.
“sis, tiara dimana?” tanya fredy yang tak menyadari keberadaanku.
“lu ngga salah tanya fred? Lah ini yang ada disamping gue siapa kalo bukan tiara”
“ini bener lu ra? Ngga salah liat kan gue? Lu .. emmm cantik banget ra, kaya bukan tiara yang gue kenal” sambil menunjuk Aku, fredy memasang muka tidak percaya.
“iya gue fred, yaudah gue berangkat dulu ya fred”
“ya ra”
Aku dan siska langsung bergegas meninggalkan fredy karena waktu sudah menunjukan 06.45 dan 15 menit lagi waktu belajar akan dimulai. Di perjalanan Aku tidak merasakan hal yang aneh, tapi entah kenapa hampir semua orang yang mengenalku melihatku dengan wajah yang tidak percaya. Sampai pada akhirnya Aku tiba di kelas, semua temen-temenku melihatku dengan rasa yang tidak percaya. Begitupun dengan temen-temen cowokku, yang awalnya enggan untuk melirikku sedetik saja. Mereka kini justru memandangku bahkan tidak berkedip saat melihatku.
Mungkin ini karena penampilan baruku, tapi entahlah yang pasti Aku berusaha untuk biasa saja menghadapi ini semua.
Saat jam sekolah sudah selesai, seperti biasanya siska pulang dengan riko. Aku pun pulang sendirian. Tapi ini tidak seperti biasanya, banyak sekali yang menawariku untuk pulang bareng dan berboncengan dengannya. Awalnya Aku ingin ikut dengan Mereka, tapi Aku berfikir ulang lagi karena Aku tau Mereka begini karena penampilanku yang berbeda.
Ada satu cowok yang memang tidak bisa Aku tolak untuk ajakan pulang bareng. Yaitu fredy. Karena sebelum Aku berubah penampilanpun, fredy begini padaku. Aku pulang dengan fredy, seperti biasa fredy mengantarkan Aku sampai didepan rumah.
Di keesokan harinya, Aku kembali berpenampilan cupu, culun. Siska pun tidak habis fikir dengan keputusanku untuk kembali berpenampilan seperti ini.
“ra, kok lu kaya gini lagi. Udah bagus kemarin kaya gitu ra, cantik tau ra”
“hahaha.. ngga papa lah sis. Lagian gue kaya gini juga karena gue mau ngetes aja. Kemarin saat gue berpenampilan kaya gitu banyak sekali temen yang deket sama Aku. Bahkan cowok-cowok yang ngga pernah melirikku, juga banyak yang menawariku untuk pulang bareng. Dan Aku pengin coba, hari ini apa yang akan Mereka lakukan padaku”
“ohhhh begitu ra, tapi..”
“ah sudahlah ra, ayo berangkat”
Tidak ada jawaban lagi dari siska, Kami pun berangkat ke sekolah lagi. Dan memang sepanjang perjalanan Aku sampai ke kelas tidak ada satupun yang memandang Kami. Jikalau itu ada pun hanya sekedar melirik. Jangankan untuk melihat, kehadiranku pun banyak yang tak menganggapnya. Sesampainya di kelas, seperti yang Aku kira. Aku kembali menjadi bahan bullyan.
“Hahaha,, ra lu kembali jadi cupu, haha emang pantesnya gitu ra, ngga usah neko-neko lah” seru salah satu teman. Diikuti dengan gelak tawa teman yang lainnya. Aku pun mendengarnya biasa saja. Karena Aku sudah tidak menghiraukan itu semua.
Sampai jam belajar habis dan Aku pulang sekolah. Seperti biasanya, tidak ada satupun yang mengajakku untuk pulang. Hanya fredy yang menawariku untuk pulang bareng. Dan seperti biasanya, Aku diantar ke depan rumah dan fredy pulang. Saat dirumah, Aku beristirahat dan belajar berbagai pelajaran yang akan dipelajari esok pagi.
Keesokan paginya...
Akupun memutuskan untuk berpenampilan yang seperti yang siska inginkan. Dan memang di penampilanku kini lebih berbeda. Karena Aku memoleskan sedikit make up di wajahku dengan goresan lipstik natural di bibirku.
Di sekolah, tidak ada satupun yang berani meledekku. Karena jikalaupun ada, Aku akan melawan Mereka. Karena Aku ngga mau, Aku jadi bahan bullyan karena penampilanku. Apalagi ejekan jomblo yang selalu jadi bahan olok-olokan Mereka. Ditambah dengan pergaulanku yang hanya dengan fredy yang juga terkenal dengan kecupuannya.
Pulang sekolah fredy menjemputku di kelas, entah apa yang akan dilakukan fredy. Karena ini tidak seperti biasanya Dia menghampiriku di kelas. Aku pulang berboncengan dengan fredy. Tapi ini ada yang aneh, karena di perjalanan arah yang Kami tempuh berbeda dengan arah menuju rumahku. Dan tepat di sebuah taman kota, ia berhenti dan menurunkan Aku disitu.
“Loh fred, kok kita kesini?”
“iya ra, ada yang mau gue omongin ke lu”
“apaa fred, ngga usah serius gitu kali” karena memang fredy memasang muka serius di depanku.
Dia menarik tanganku dan mengajakku untuk duduk di bangku taman yang ada di taman kota tersebut. Dia menyuruhku untuk duduk sementara Dia duduk tepat didepanku duduk. Hanya saja posisinya Dia berlutut didepanku. Dia memegang tanganku, entah apa yang akan ia katakan padaku. Tapi tiba-tiba..
“ra..”
“iya fred, kenapa?”
“gue boleh jujur ngga”
“hahaha ya boleh lah fred” Aku kembali meledeknya, karena tidak seperti biasanya ia begini padaku.
“gue sebenernya suka sama lu, sudah lama gue mau ngomong ini tapi gue belum menemukan waktu yang tepat” akupun langsung terdiam mendengar fredy. Namun Aku kembali meledeknya.
“hahaha.. ngomong apa sih fred?”
Fredy semakin erat menggenggam tanganku dan kembali ia mengungkapkan isi hatinya.
“ra, gue sayang sama lu lebih dari yang lu rasain ra”
“serius fred? Apa karena gue udah bukan jadi cewe cupu lagi makanya lu sayang sama gue?” Aku meyakinkan diriku atas apa yang diucapkan fredy.
“ra.. denger ya.. gue suka sama lu, gue sayang sama lu karena sifat lu ra. Gue ngga perduli lu cupu, lu culun, atau apalah yang dikatakan temen-temen. Yang pasti gue sayang sama lu, lu mau kan ra jadi pacar gue dan ngilangin status jomblo lu”
“mmmmmmm... lu serius ya fred.. jujur gue juga sayang sama lu. Gue juga suka sama lu. Tapi gatau kenapa gue minder karena penampilan gue. Apalagi gue selalu jadi bahan olok-olokan temen-temen kan dengan alasan gue jomblo karena gue cupu dan culun”
“iya ra gue ngerti, tapi lu mau kan jadi pacar gue ra? Jawab ra” dengan memasang muka memelas fredy memintaku untuk menjawab iya.
“iya fred, gue mau”
Begitu fredy mendengar ucapanku, Dia langsung loncat kegirangan. Setelah itu Kami pun pulang. Sampainya dirumah Aku lagi-lagi terngiang kata-kata fredy tadi siang. Sampai-sampai akupun ketiduran.
Keesokan harinya..
“ra gue ngga bisa berangkat sama lu, lu berangkat sendiri ya” tiba-tiba terdengar suara siska mengagetkanku.
“iya sis gapapa hehe..” sambil tersenyum Aku memandang siska yang berboncengan dengan riko. Entah dapat kabar darimana fredy tiba-tiba muncul di belakang siska dan mengajakku untuk pergi ke sekolah bareng.
Ada yang aneh dengan fredy pagi itu. Karena biasanya fredy memakai ransel besar dengan berbagai jenis buku serta kacamatanya yang tidak ketinggalan. Kali ini Dia berbeda. Dia lepas kaca mata, memakai tas kecil dengan buku yang hanya separoh, dan yang membuat Aku kaget adalah motor yang dikendarainya. Karena biasanya fredy menggunakan vespa andalannya, tapi kali ini ia menggunakan motor ninja.
Dan saat Aku melamun karena kaget.. tiba-tiba suara fredy mengagetkanku
“hay sayang”
“hahahah.. fredy”
“yuk berangkat”
Tanpa basa-basi lagi Kami berangkat ke sekolah bareng. Namun sampainya disekolah hampir semua murid disekolahku memandangku. Apa yang aneh dalam diriku, fikirku ketika melihat wajah keanehan dari temen-temenku yang lain. tapi setelah Aku menyadarinya ternyata Mereka memperhatikan penampilan Kami. Dan Kami bergandengan tangan yang menyatakan Kami pacaran.
Semenjak saat itu, tidak ada lagi kata jomblo dalam hidupku. Karena Aku kini sudah terbebas dari rasa sepi karena jomblo. Dan teman-temanku pun tidak ada lagi yang berani mengejekku, apalagi membully penampilanku karena Aku jomblo.
Padahal Dont Judge The Book From The Cover gaesss.. Inget yang baik dari luar belum tentu baik di dalem. Dan jangan menilai seseorang karena penampilannya. Terkadang yang sering kita buli suatu saat juga bakal seperti kita bahkan lebih baik dari kita gaes..
Terus.. jangan sedih jadi jomblo.. menurut penelitian jomblo itu memiliki hati yang lebih lapang loh gaes.. ngga percaya? Lihat hatimu, pasti hatimu lapang kan karena ngga ada yang menunggu.
Salam kenal,,,