Kau tahu bukan bahwa setiap kisah ternyata punya lagu. Aku punya beberapa lagu. Mungkin orang menganggapku gila, namun jika lagu itu kudengar kembali maka rasa yang pernah ada di kisah itu terpanggil kembali.
Malam ini aku secara tak sengaja mendengar lagu lama. Dan kau tahu, sakit itu ternyata masih terasa. Pendendam kah aku? Tidak. Sungguh tidak. Sebab kini aku tersenyum. Mengingat kisah sakit itu dengan gelengan kepala dan sunggingan di ujung bibir. Ya aku tersenyum.
Lagu ini mengingatkanku pada sosokmu yang sempat begitu jahat, hingga terasa asing. Pada kisah yang begitu menguras emosi. Kau tahu, Losari jadi saksi saat itu. Haha. Aku mendramatisir? Tidak sayang, aku hanya pecinta buta yang salah menaruh harap. Aku hanya pengagum yang lupa jika sosok yang kukagumi juga adalah manusia.
Temanku berkata kau jahat. Aku dengan cepat mengiyakan. Namun tahukah kau, setiap malam kudoakan kau kembali, kudoakan kau selamat, tak sanggup namamu kumaki. Kamu jahat, namun aku jelas lebih jahat pada diriku sendiri.
Kisah lama. Patah hati terdalam dari sekian episode patah hati yabg kulalui. Lagu ini mengingatkanku pada sakit yang berusaha keras kusembuhkan sendiri, tanpamu. Dulu.
Jadi kini percayakah kau bahwa lagu punya kisah? Lagu ini mengingatkanku pada begitu dalamnya kamu padaku. Lagu ini mengorek luka lama namun sungguh tak lagi berdarah. Lagu ini menguak lagi emosi namun kini dengan senyuman. Lagu ini menyadarkanku bahwa apapun yang bukan milikku takkan pernah menjadi milikku; sekuat apapun aku berusaha. Dan jika akhirnya kini kau kembali, maka biarkan lagu ini menjadi pelengkap koleksi lagu perjalanan kita. Bahwa ternyata sudah jauh kita berjalan, sudah banyak cerita, sudah banyak pula pelajaran. Aku, bahagia.
“Tak terkira di sampingmu adalah hal terindah yang pernah kuinginkan..” – Seventeen
Fityanisyahrir