Nyatanya Tidak Ada Perubahan

Aku percaya bahwa Kamu tidak akan membuat aku kecewa dengan menghianatiku. Hanya saja, aku ingin kamu mengerti bahwa aku adalah tipe orang yang tidak mau berbagi. Bagiku, milikku adalah milikku, bukan untuk dibagi apalagi terpaksa untuk terbagi. Aku ingin menemanimu dari NOL, bukan dari puncak. Aku ingin bersamamu dari POS 1 bukan dari atas gunung. Maka dari itu, aku pun ingin menikmati prosesnya bersamamu tanpa ada DIA, Mereka, atau siapapun itu.

Aku percaya, kamu tidak akan menghianatiku. Tapi aku ingin kau menghargaiku layaknya kau menghargai ibumu. Aku ingin kau menjadikanku satu-satunya, bukan menjadi salah satunya.

Bagiku kamu adalah yang sempurna, kamu adalah yang dikirimkan Tuhan untukku. Tapi aku tak ingin kamu menjadikanku pilihan terakhir dengan masih ada “wanita lain” yang menemani harimu selain aku. Aku pun ingin, ketika kamu bahagia bersamaku, dan saat kamu sedih juga denganku. Aku tidak ingin, ada “penghibur” lain yang menemimu kala aku tak ada.
Apakah kamu mengerti itu?

Aku percaya, selama beberapa tahun perkenalan kita, kamu pasti belum mengenalku seutuhnya. Aku percaya, jika kamu juga mengenalku berdasarkan katanya. Tapi bisakah dalam waktu satu tahun terakhir ini Kamu mengenalku lebih dalam lagi sebelum kita hidup seatap?

Bisakah kamu benar-benar menjadikan aku satu-satunya wanita dalam hidupmu yang menemanimu setiap hari bukan menjadi salah satunya? Aku percaya Kamu bisa. Hanya saja KAMU TIDAK PERNAH BERANI MENCOBA. Dengan anggapan bahwa perubahan adalah sesuatu yang sangat lambat, dan kamu menganggap bahwa perubahan itu membutuhkan proses yang perlahan, sehingga kamu tidak pernah mau mencoba untuk berubah.

BERUBAH !!!

Pernahkah terlintas dalam benakmu untuk berubah menjadi yang lebih baik untuk dirimu, dan menjadi yang terbaik unttuku? Aku percaya kamu punya niat akan hal itu, dan sayangnya LAGI-LAGI Kamu TIDAK PERNAH BERANI MENCOBA. Kamu hanya percaya waktu yang akan menjawab perubahanmu tanpa kamu mencobanya. Kamu masih bersikap sama, masih bertingkah laku sama, tanpa ada perubahan sedikitpun dalam dirimu.

Jika perubahan itu nyatanya tak pernah kamu lakukan, pantaskah jika aku menganggapmu yang terbaik diantara yang paling baik?

Seringkali aku mengingatkanmu akan hal kebaikan. Seringkali aku mengajakmu untuk menjadi yang lebih baik. Tapi dengan seribu alasan pula kamu menganggap ajakanku adalah hal yang tidak  penting. Bahkan menganggap ajakanku untuk berubah hanyalah sebagai angin lalu.

Ya Allah..

Jika benar ini adalah cermin untukku, bisakah aku meminta cermin yang paling bersih dan paling bagus untukku?
Aku selalu meminta kamu jadi yang terakhir untukku pada Tuhan. Aku ingin kamu berubah !!!!!!